Selasa, Mei 26, 2009

Di Angkot

Sebenarnya sudah lama pengen saya sharing cerita ini tetapi karena rasa malas menjadi lebih dominan. Jadilah saya hanya simpan sampai suatu saat saya ergerak untuk menuliskan disini. Bisa dibilang ini oleh-oleh perjalanan saya (yang ke sekian kali) dari Jakarta. Jakarta masih belum banyak berubah, apalagi pas saya berkesempatan ke sana masih dalam musim penghujan jadi masih terlihat basah dan suram. Walaupun warganya masih tetap bersemangat menjalani hari-hari yang penuh dengan kesibukan. Bisa dibayangkan berangkat dari rumah pagi-pagi (sampai saya kesulitan mendapatkan tempat duduk di angkutan umum, walaupun saya mencoba berangkat pagi-pagi).

Sudahlah, saya tidak akan mengeluhkan tentang keadaan ini (yang mungkin nanti bakal) menjadi bagian rutinitas saya. Oke, sebenarnya saya mau bercerita tentang pengalaman saya sewaktu pulang dari daerah Lebak Bulus kembali ke Cilandak, nah kebetulan di dalam angkot ada pengamen yang biasanya mangkal di beberapa belokan jalan yang dilewati oleh angkot tersebut. Kebetulan sang pengamen tersebut naik ke dalam angkot yang saya tumpangi. Dan setelah menyanyikan sebuah lagu, pastinya bakal "menerima" uang ala kadarnya dari penumpang yang kebetulan waktu itu banyak didominasi oleh para pelajar SMP. Dan pada saat salah satu pelajar memberikan uangnya kepada sang pengamen, pengamen tersebut menolak untuk menerimanya (aneh ya????) kemudian sang pengamen tersebut bilang, "Udah dek, mending duitnya buat ongkos aja". Satu pelajaran bahwa setiap orang punya rasa untuk berempati terhadap orang lain. Dan meski kita perlu uang, tidak seharusnya kita dibutakan olehnya.

Tidak ada komentar: