Sabtu, Februari 27, 2010

Pfuihhh....

Beberapa malam yang lalu saya menerima sms yang bisa dibilang isinya ngena banget. Mungkin kebetulan banget saya sedang dalam konsidi "tidak maksimal" untuk bekerja dan cenderung terpengaruh oleh mood and makes everything looks deteriorated. Begini bunyi sms tersebut, "in every life we have some troubles, if you worried about it you make it double". Saya merasa apa yang ada di depan saya tidak jelas adanya (emang siapa ya yang bisa melihat masa depan clearly?) Bukannya semuanya masih menjadi misteri sampai kita bener-bener mengalami hal tersebut. Jadi yang terpenting adalah tetap berusaha semaksimal mungkin dan tidak perlu khawatir (apalagi berlebihan) dalam menghadapi masa depan.

Saya bukan termasuk orang yang bisa melihat sesuatu secara detail dalam sekelebatan saja. Perlu beberapa telaah yang mendalam untuk melihat sesuatu secara mendetail. Seperti beberapa kali saya melakukan kesalahan dalam memanggil nomor seseorang padahal tuh nomor jelas-jelas namanya dan nomornya tetapi kenapa bisa nyambung ke orang lain yang saya tidak kenal. Ehhmmm.. mungkin udah saatnya untuk ganti telpon kali ya??? Betapa betenya ketika saya menekan kontak yang ada di pesawat telpon dan terdengar suara yang aneh atau bahkan marah-marah karena memang tidak kenal dengan saya. Saya juga pernah merasakan hal tersebut ketika dirumah, kebetulan nomor rumah mirip dengan nomor salah satu bank yang ada di tempat tinggal saya. Jadilah banyak orang yang salah sambung ke tempat saya. Geli juga kadang-kadang mendengar orang langsung aja nyerocos menanyakan berapa saldo yang udah masuk ke rekeningnya tanpa peduli bahwa nomor yang dihubungi salah. Atau dilain pihak ada yang marah-marah karena dana transferan belum nyampe he..he... Ya mana saya tahu kalau dana transferan belum ada di rekeningnya karena memang ini bukan bank dan I don't know anything about it. Kalau dipikir-pikir jaman sekarang ini memang mudah banget buat komplain. Mengapa saya bilang begitu, karena saya juga bekerja dalam bidang jasa. JAdi yang namanya komplain sudah menjadi makanan sehari-hari.

Ada sesuatu hal yang tidak mengena sedikit langsung komplain. Atau ini karena konsumen sudah mulai pintar dalam menyikapi hak-hak yang seharusnya mereka terima (syukur deh kalau begitu). Tapi mbok yo'o jangan berlebihan dalam menyikapinya, agar sama-sama enak he..he... Atau statusnya situ yang enak saya yang eneg he..he....

Senin, Februari 22, 2010

So Sick

Sudah dua hari kondisi tubuh kurang fit tetapi masih memaksakan diri untuk bekerja (mungkin kalau sudah nggak bisa bangun baru deh istirahat, moga-moga saja tidak sampai demikian). Dengan hidung tersumbat (plus masker tentunya agar tidak menularkan ke semua orang) harus pontang-panting dari emergency ke ward karena saya dibutuhkan di kedua tempat tersebut (padahal ngerasa hasilnya kurang maksimal karena sering sekali ada detail yang terlewat walaupun sudah mencoba untuk mengingat) ditambah lagi dengan kondisi badan yang kurang fit. Biasalah hari Senin memang diawali dengan jumlah pasien yang melonjak tajam. Dan semuanya minta dilayanin dengan cepat (please forgive them perhaps they don't realize that I only have two hands). Dengan batuk, pilek dan serak ditonggorokan saya harus berjuang secara maksimal (bagaimana saya tidak emosi dengan kondisi seperti ini) menyelesaikan segala macam tugas yang dibebankan. Hampir lupa juga kalau saya kerja dua belas jam dan buat saya tempat kerja bukanlah tempat kerja melainkan rumah karena saya lebih banyak menghabiskan waktu disana (sempat sirik juga dengan beberapa staff yang bisa pulang jam lima sore hiks.hiks...).

Setelah capek bekerja dan sampai di kamar cuman tinggal badan yang sudah minta diistirahatkan. Saya tidak sempat untuk melakukan hal-hal lain kecuali tidur. Dan keesokan harinya daur hidup itu terus berulang, bangun pagi, pergi kerja dan pulang dengan tenaga yang sudah terkuras. Memang tidak setiap hari pasien bejibun, kalau lagi beruntung tidak ada satupun pasien yang dirawat di ward ya setidaknya bisa bernafas lebih lega dan bisa fokus untuk menangani pasien di emergensi. Tidak heran jika sudah pulang ke rumah saya lebih sering menghabiskan waktu untuk tidur dan beristirahat (karena saat itulah saya bisa istirahat total tanpa terbebani oleh load kerja yang ada). Kalau sudah begitu giliran PH yang marah karena kerjaan cuman tidur aja he..he.. Padahal pengennya kan jalan-jalan berdua dan ngabisin waktu berdua setelah sekian lama ditinggal. Ya.. sekali lagi saya juga harus mengalah, walaupun kadang juga ngambek dan pura-pura tidur kalau diajakin keluar he..he...

Biasanya saya punya "me time" buat baca buku sendiri sambil menikmati waktu yang terasa berjalan lambat... Terus terang saya sangat rindu dimana saya bisa menghabiskan waktu untuk bisa "bercengkeramah" dengan buku-buku yang ada. Disini tempat yang paling menyenangkan adalah LIBRARY, tempat saya bisa escape dari segala keriwehan disini. Saya jadi "berada dalam dunia saya sendiri" dan sudah tidak perduli dengan sekeliling. Ditambah lagi dengan buku yang bener-bener bagus. Sempat bawa buku dari rumah, oleh-oleh dari adik yang kebetulan baru datang dari negera tetangga. Membaca buku berbahasa Inggris memiliki seni tersendiri, Saya harus mencari arti dari tulisan tersebut dan membuat saya lebih lama untuk menamatkan buku tersebut. Banyak juga yang saya pelajari dari buku-buku tersebut seperti budaya (yang tentu saja berbeda dengan budaya disini) kebiasaan dan cara penulisan dari para pengarang tersebut.

Minggu, Februari 14, 2010

The other side about my life....

Baru nyadar kalau masa itu sudah 12 tahun yang lalu. Rasanya baru kemarin kami saling meributkan hasil dari ujian negara. Dan sekarang kami sudah punya kehidupan masing-masing. Dengan segala macam kesibukan masing-masing. Ada temen yang berkomentar tentang tullisan saya bahwa dia langsung terbayang kejadian-kejadian selama masih ada diasrama dulu. Ternyata mereka juga masih ingat dengan peristiwa yang pernah kita alami bersama. Meski, tidak semua teman saya punya account di facebook tidaklah mengapa. Mungkin nanti mereka punya kesempatan untuk bisa browsing dan menemukan beberapa tulisan saya sekedar untuk mengingatkan kembali masa 12 tahun yang lalu.

Buat saya, setiap proses kehidupan memberikan saya banyak pelajaran. Bagaimana untuk bersabar saat berjibaku dengan ketidaknyamanan, bagaimana berbahagia dengan cara yang bersahaja. Saya setuju bahwa pengalaman itu guru yang terbaik. Disana kita belajar bagaimana kita tidak mengulangi kesalahan-kesalahan masa lalu. Semuanya adalah proses dan saya sendiri baru merasakan bagaimana saya ditempa dengan berbagai macam peristiwa yang membuat saya lebih bisa menerima keadaan yang ada.

Sempat merasa pengen banget hari-hari yang melelahkan itu cepat berlalu. Agar segala kepahitan hidup bisa cepet pudar dan tidak lagi memberikan rasa perih dihati. Hidup tidak selalu ada dalam jalur yang nyaman. Kadang jalur yang berkerikil justru lebih panjang dari yang kita perkirakan. Jujur, buat saya jalur yang satu ini bukanlah jalur yang mudah untuk dilalui. Mengingat kita tidak tahu pasti seberapa panjang jalur "tidak menyenangkan" ini.

Pikiran saya melayang ketika saya ditugaskan di proyek eksplorasi, dimana jalan yang saya lalui bukan hanya datar tetapi menanjak dan curam. Kadang terpikir untuk give up dan membiarkan arus membawa saya... Kemana saja... Tetapi tetap saja harus kembali berdiri dengan segala sisa tenaga. Sempat terdengar tangis lirih di dalam hati, mengapa jalan ini terasa sulit untuk dilalui. Dengan berbagai macam barang bawaan yang berada di punggung dan tanggung jawab sebagai seorang tenaga medis membuat beban itu terasa berat. Bisa dibayangkan ketika ada salah satu kru yang terluka terkena parang dan kita harus berjalan untuk melakukan penanganan medis di tengah rimba. Dengan tenaga yang terkuras untuk berjalan dan sesampainya disana saya harus menstabilkan kondisi pasien dengan nafas yang masih terengah-engah. Melakukan penjahitan luka dengan peralatan yang (lumayan) lengkap untuk ukuran klinik ditengah rimba belantara. Untunglah, saya tidak diminta untuk menggendong korban. Biarlah orang lain saja yang melakukan tindakan mulia ini. Saya merelakan kok untuk ber bagi amal he..he..

Satu pengalaman lagi ketika saya dan ambulan harus mengambil pasien dibelantara hutan (jangan dibayangkan jalanan yang mulus beraspal dan jembatan telah dibangun dengan kokoh). Ambulan yang saya tumpangi stuck ditengah sungai yang tidak bisa dibilang sempit. Dengan susah payah saya harus mengeluarkan segala "persenjataan" saya didalam ambulan dan membawanya ke pinggir sungai. Dengan pakaian yang basah setinggi lutut saya harus berjibaku dengan arus sungai dan batu-batuan yang licin. Tak pernah terbayangkan kalau banjir sedang melanda...Satu keyakinan saya, insya Allah semua dilancarkan kalau memang niat kita baik.

Ketika tugas lain di tanah Papua yang sampai sekarang masih membekas dalam ingatan saya. Saya diberikan kesempatan menginjakkan tanah Papua untuk yang pertama kali dan tanpa diduga orang yang seharusnya menjemput saya tidak hadir di bandara. Dengan susah payah saya harus menelpon orang tersebut lewat wartel satu-satunya yang ada disana. Dan sang suara yang harusnya menjemput saya hanya bilang bahwa yang bersangkutan lupa. Saya harus menyeberang dengan menggunakan perahu kecil untuk sampai di kota terdekat. Kemudian saya dijemput untuk diberi kesempatan menginap di hotel.

Fajar belum muncul saat saya dibangunkan dan harus segera ke pelabuhan karena kapal yang akan saya tumpangi menuju ke tempat saya akan menghabiskan masa kerja saya selama sebulan akan segera berangkat. Dan saya harus berkemas-kemas dengan segala macam perbekalan yang ada di dalam back pack. Sesampainya di pelabuhan ternyata sudah banyak juga orang-orang yang senasib dengan saya yang akan menghabiskan waktu 10 jam bersama dengan alat-alat berat dan terapung ditengah lautan luas. Alhamdulillah, kembali lagi ke niat kita kalau memang baik insya Allah dimudahkan (dan doa orang tua saya yang tak pernah henti2nya). Dan alhamdulillah tidak ada gelombang besar selama perjalanan tersebut. Karena memang selama perjalanan hanya beralaskan terpal dan tak ayal lagi semua pakaian saya biru semua terkena lunturan terpal tersebut. Dan saya harus rela makan biskuit ketika jatah makanan yang diberikan tidak mencukupi (kalaupun ada saya harus berebutan dengan para penumpang lain untuk bisa mendapatkannya). Saya beruntung ada Bapak yang rela berbagi jatah nasi bungkusnya dengan saya. Setelah itu yang lain dengan suka rela menawarkan biskuit bawaan mereka untuk saya makan.

Tidak semuanya perjalanan yang pernah saya alami berkesan tidak nyaman. Sudah sering saya berada di dihotel mewah dan merasakan first class service. Seperti ketika saya ditugaskan di Singapura selama sebulan. Disana saya bisa merasakan tinggal di hotel yang bisa dibilang mewah. Berjalan-jalan keliling Singapura dan merasakan bagaimana rasanya night safari di Kebun Binatang Singapura. And I've got all of those things for free. Saya juga percaya bahwa tidak semuanya kepahitan saja yang ditimpakan ke saya. Allah Maha Adil kesenangan yang belum pernah saya bayangkan (bahkan saya tidak berani untuk sekedar berkhayal) juga pernah saya alami.

Kamis, Februari 11, 2010

This is me...

Iseng-iseng browsing semua temen yang ada di friend list account facebook saya. Ketemu dech ama temen-temen dan juga kakak kelas yang sempat menghuni asrama di Jember... I miss this moment so much. Ingatan saya langsung flashing back ke beberapa tahun lalu. Merasakan segala macam fase kehidupan dari yang terbiasa hidup bergantung dengan orang tua dan harus merasakan bagaimana untuk hidup sendiri (feel so shock for the first time, I have to blaming my self to choose this option). But I am not regret it. Mulai dari yang enak-enak sampai yang nggak ngenakin semuanya pernah saya alamin. Bagaimana rasanya harus piket untuk memindahkan semua piring jatah makan semua penghuni asrama, mengepel semua lantai sepanjang koridor asrama sampai merasakan menjadi orang yang sangat dihargai hanya berbekal suara saya yang lumayan cempreng (he..he.. jadi sering dapat job buat maju ke tampil). Bener, kalau boleh jujur saya tidak menyesali itu semua. Walaupun diawal keputusan itu, ortu sempat nggak setuju dengan pilihan saya. Tetapi toh mereka pasrah dengan keputusan saya yang keukeuh.

Satu hal lagi yang masih teringat ketika saya memecahkan piring dan harus mengganti he..he... Trus menjalani hidup dengan 39 teman saya yang merasa senasib sepenanggungan. Bertemu dengan segala macam latar budaya teman-teman yang berada dalam satu atap. Masih ingat juga setiap sudut kamar yanng pernah saya tempati. Ngobrolin soal kamar saya pernah berdiri di depan para peserta upacara dan para guru dengan membawa bendera hitam karena kamar saya terpilih sebagai kamar terkotor he..he.. Malu juga sih tetapi karena yang maju bukan hanya saya jadi malunya dibagi bertiga ha..ha... Yang paling menyenangkan lagi adalah ketika hari Jumat saatnya minum susu untuk perbaikan gizi ha..ha.. Saya dan teman-teman berlomba mengambil susu sebanyak mungkin dengan teko yang ada ha..ha...

So curious to know the up date information about my friends. Yang pasti semuanya sudah pada sukses sebagai pengabdi negara dan sukses juga dengan keluarga masing-masing. Sepertinya cuman saya aja nih yang berada di sektor luar negeri (baca: swasta). Terakhir ke Jember kalau nggak salah tahun 2008 karena harus mengurus JAMSOSTEK. Sayang, saya nggak sempat mengunjungi kampus tercinta. Pas sebulan bekerja di Jember (don't need to mention the name of the hospital. Just left the discomfort feeling in me), saya juga nggak sempat untuk sekedar menengok keadaan yang ada disana. Satu keinginan saya untuk bisa kembali berkumpul dengan teman-teman senasib sepenanggungan. Semoga saja saat cuti saya nanti bisa menyempatkan untuk sekedar menyambangi tempat yang telah memberi bekal untuk bisa mandiri (diusia yang sangat muda) dalam kehidupan ini.

Pastinya berterima kasih dengan semua staff pengajar dan semua staff pendukung yang ada disana. Saya nggak bakalan lupa dengan semuanya.

Kalau boleh dibikin list nih semua kenakalan saya dan unforgettable moment pas waktu itu,
1. Mojok dengan penghuni asrama putri (dan ketemu Ibu Asrama he.he..) hanya untuk mendapatkan snack ketika mereka dikunjungi keluarganya. Spot paling asyik adalah dekat jemuran karena bebas pengawasan dari Ibu Asrama (kecuali kalau beliau lagi mandi, pasti ketahuan juga).
2. Beli rujak saat sholat Jumat. Sengaja berangkat lebih awal biar bisa makan rujak tanpa tergesa-gesa.
3. Nekat keluar ketika semua temen-temen sekelas dihukum. Emang sih tidak jauh hanya untuk nyari kue buat dimakan di hari Minggu.
4. Mandi diluar bareng-bareng dan was2 takut ketahuan Ibu Asrama. Apalagi kalau sudah telat mau ke kelas atau praktek. Dengan alasan yang klise yaitu malas ngantri.
5. Ngambil jatah kue temen saat makan ha..ha.. Apalagi kalau snack nya prol tape (one of my favourite snack).
6. Suka bete kalau menunya hati, I don't like this food so much...
7. Pernah ngerjain temen dengan cara ngambil handuknya pas mandi sambil ketawa cekikian keliling asrama.
8. Mencukur bulu ketek temen gara-gara dia ketiduran dikasurku ha..ha...
9. Mencoret-coret wajah temen yang lagi tidur dengan spidol. Sorry, for that...
10. Jari kelingking kaki saya sukses bengkok (believe it or not, it happened) gara-gara main sepak bola tanpa sepatu di lapangan voley depan kantor kesiswaan.
11. Menolong ibu melahirkan saat paraktek dan kedua orang tua sang baby meminta saya untuk urun nama untuk buah hati mereka. Rasanya bangga banget waktu itu.
12. Tampang saya yang jutek banget kalau dibangunkan malam-malan untuk segera pergi ke UGD untuk ikut operasi. Males banget bikin laporan (biasanya tugas temen cewek yang membuat laporan, saya cuman copy paste aja he..he...)
13. Masih berkaitan dengan no. 12, saat meminta tanda tangan laporan selalu nyempetin pergi ke toko di depan RS sekedar beli snack untuk stock di asrama. Dan the most wanted snack is instant noodles... Nggak ada matinya tuh mie instant ha..ha...
14. Pernah diajakin kakak kelas yang waktu itu menang taruhan bola bikin mie di dalam timba (yang jelas-jelas buat nyuci baju) kemudian makan dengan lahapnya ketika mie tersebut ditumpahkan ke lantai yang sudah dialasi bungkus plastik mie tersebut. Ehhmmm yummy banget....
15. Hanya dengan hiburan radio yang sengaja dibelikan Bapak saya waktu itu. Rasanya rasa capek setelah praktek di RS hilang. Dan paling bete pas pulang ke kamar radio sudah nggak ada dan harus mencari dari kamar ke kamar untuk bisa menemukannya. Dan sampai saat ini radio itu masih tersimpan di kamar saya.
16. Betapa tololnya saya ketika menyadari bahwa seseorang telah memberikan perhatian yang lebih pada saya. Dan saya tidak menangkap sinyal tersebut. Sampai di penghujung pendidikan saya di sana ada note di buku saya dengan tulisan "you don't understand me". Ooooo so insensitive....
17. Marah banget pada Ibu Asrama, gara-gara saya hanya boleh menemui Bapak saya hanya lima belas menit (karena memang bukan jam besuk). I felt so mad at that time, dan mengeluarkan sumpah serapah sampai puas he..he... Tentu saja di belakang Ibu Asrama ha..ha... Bisa dibayangkan Bapak saya sampai kehujanan untuk bisa sampai ke asrama dan hanya diberikan waktu 30 menit untuk bertemu. So terrible remembering this thing.
18. Kedua teman saya yang rela jauh-jauh datang tidak diijinkan bertemu saya hanya karena saat itu belum jam besuk. And Ibu Asrama never told me about this. Dan saya baru tahu ketika mereka menulis surat buat saya (sorry, di jaman itu masih belum ada hape)..
19. Berebutan di telepon umum untuk menelpon salah satu station radio dan menyampaikan salam buat temen2 yang ada di asrama serta nggak lupa untuk request lagu. Rasanya bangga banget bisa terlihat eksis walaupun hanya sebentar ha..ha... Dan yang paling menyedihkan menelpon hanya untuk mendengarkan mesin telpon bercerita tentang cerita rakyat.. So pathetic...
20. Tertawa cekikikan melihat teman disiram dengan segayung air gara-gara keasyikan mojok. Dan tak lupa dapat bonus mata yang mendelik tajam ke arah kami ha..ha...
21. Pergi ke perpustakaan sesering mungkin agar bisa dapat hadiah. Karena waktu itu yang paling sering ke perpustakaan akan mendapat reward. Sayang, saya kurang beruntung. Karena memang niatnya sudah beda he..he...
22. Mengantri telepon lokal antar asrama hanya sekedar untuk mengobrol ngalor ngidul dengan penghuni asrama putri.... ehhmm kapan lagi bisa telpon sambil selonjoran tanpa mengeluarkan duit sepeser pun. Tapi kalau ketemu dengan Ibu Asrama dijamin langsung dapat bonus pandangan sinis he..he....
23. Tahu cara bikin mie instant yang cepat dan ramah lingkungan. Remes mie dalam bungkusnya dan rendam dengan air panas yang bisa diambil dari dapur... So yummy and fast... Praktis tinggal buang bungkusnya dan selesai deh... Kalau pas lagi kelaparan tinggal remes mie dan dicampur bumbu trus dimakan deh. Setelah itu minum air banyak-banyak. Dijamin mie langsung mengembang didalam lambung. Dan perut jadi kenyang he..he....
24. Ngandelin temen yang pandai banget buat motong rambut yang sudah gondrong he..he.. Thanks to Elmi for taking care all of the student's hair.... Dari pada dipotong staff guru yang berujung dengan style rambut ala harajuku alias nggak berbentuk sama sekali he..he..

Sebenarnya masih akan terus bertambah daftar yang harus saya tulis dalam list ini. Dan semuanya membuat pikiran saya melayang ke masa-masa saat saya menjadi penghuni asrama tersebut... Keep up a good work mates... Semoga kita bisa terus menjalin silahturahmi meski kita sudah hidup dengan kesibukan masing-masing....






Stop for being perfectionist

Kesunyian adalah teman untuk bisa memberikan inspirasi. Bahkan sebagai seorang seniman Shakespeare pun rela untuk pergi ke tempat yang bisa memberinya inspirasi untuk menyelesaikan cerita "Romeo & Juliet" yang sangat kondang dan sudah difilmkan dengan berbagai macam setting yang berbeda. Kalau saya lebih suka keheningan malam apalagi ketika mendapat giliran untuk jaga malam (sambil berharap agar semuanya berjalan lancar.. Amin). Walaupun banyak banget yang harus dikerjakan (deadline sampai minggu depan euyyy untuk menyelesaikan segala macam SOPP yang memang harus segera direvisi). Sebagai persiapan untuk menghadapi audit tahun ini. Tapi sepertinya malam ini masih belum dapat ide untuk bisa menyelesaikan itu semua. Godaan untuk browsing dan mendengarkan streaming radio lebih susah untuk ditahan nih. Jadilah didepan komputer sambil mendengarkan salah satu radio di Jakarta dan pastinya meng up date status di Facebook serta menulis sesuatu di blog. Aji mumpung banget (mumpung lagi banyak ide he..he...)

Berada ditempat yang dikelilingi para perfecsionista membuat saya jadi ikut terbawa arus menjadi salah satu membernya. Rasanya saya jauh dari sempurna (absolutely). Tapi rasanya kok gatal aja ya kalau melihat seseorang yang hasil kerjanya less than 80 %. Rasanya selalu saja ada yang bisa di criticize. I should shut my mouth up. Dan menahan segala godaan untuk selalu meng criticize orang lain. Kadang pengen banget untuk menerima hasil kerja mereka, apapun adanya.

Kamis

Sengaja untuk tidak makan siang karena camp tempatku tinggal lumayan jauh dari tempat makan. lagian diluar sana hujan. Sepertinya sebatang coklat sudah cukup untuk mengganti makan siang dengan menu yang komplit. Ditambah dengan satu botol air mineral. Kalau jalannya lurus-lurus saja sih nggak pa2. Tetapi karena campnya hiding behind the hill jadi harus ada prosesi naik turun bukit he..he.. Jadi merasa kalori dari makan siang hilang lagi terbakar saat balik lagi ke camp. Sudah tuntas juga buku MOSAIC itu ku baca. Buku yang sengaja dibelikan my brother saat dia kerja di negeri seberang. Memang sengaja untuk dibelikan buku saja biar ever lasting alias tetep bisa dikenang walaupun sudah dibaca. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari tersebut khususnya tentang pernikahan. Tentang adjustments yang harus dibuat dalam mengarungi biduk pernikahan. Bahwa persoalan harus bisa dipandang dari dua sisi, karena apa yang baik menurut suami belum tentu bisa baik pula dari sisi istri khususnya dalam mendidik sang buah hati.

Satu hal yang beberapa hari ini jarang dilakukan adalah menyendiri di dalam kamar dan menyalurkan imajinasi dalam bentuk tulisan. Untunglah, sekarang dapat jatah jaga malam. Jadi merasa jadi penguasa di kamar (karena biasanya harus berbagi dengan room mate). Saya bukan tipe orang mudah mengeluarkan pendapat ketika berkumpul dengan orang lain, merasa kagok atau apalah istilahnya itu... Tetapi ketika saya sendiri semuanya sepertinya mengalir lancar. Sangat bertolak belakang dengan profesi saya announcer... Sekarang saya merasa kehilangan sisi kreativitas.... Sepertinya ide itu tak lagi lancar mengalir dalam pikiran. Mungkin harus lebih membuat variasi dalam kegiatan sehari-hari agar terhindar dari perasaan terkungkung dalam satu proses kehidupan saja. Tanpa bisa mengembangkan sisi-sisi kehidupan yang lain. Bukannya hidup itu harus seimbang??? Agar kita bisa lebih menghargai setiap momen yang diberikan oleh Yang Kuasa...

Boleh dibilang saya memang orang yang soliter, biasa berkutat dengan berbagai macam bacaan dan menulis di jurnal harian menjadi bagian dari kegiatan saya sehari-hari sejak SMP. Mungkin karena lebih merasa secure untuk bisa mencurahkan segala macam isi dan kemarahan yang ada tanpa menyakiti atau orang lain tahu. Inspirasi bisa datang dengan cepat apalagi ada soundtrack yang cocok untuk bisa menemani menulis. Bisa dijamin semuanya terasa lancar. Tetapi jika sedang capek dan stuck jangan harap bisa mendapatkan ide untuk menulis. Satu kata pun terasa hambar atau bahkan tidak bisa dirangkai menjadi kalimat.

Sekarang jaman sudah maju, jadi lebih sering menumpahkan segala macam perasaan dalam bentuk jurnal online alias blog yang semakin marak. Lagi pula banyak kok yang gratisan he..he... Jadi nggak perlu merogoh locek untuk bisa dapat alamat di dunia maya.

LiFe.....

Dasar pembosan, baru juga beberapa waktu sudah merasa stuck dan low of motivation. Thanks banget buat yang sudah meminjamkan buku EDENSOR (buku ke tiga dari Tetralogi Laskar Pelangi). Banyak memberikan masukan untuk tidak terus memelihara kemalasan tetapi mencoba merangkai mimpi agar nanti bisa menjadi kenyataan. Jujur, kalau boleh dibilang disini banyak fasilitas yang bisa dimanfaatkan seperti Gymnasium (semenjak kedatangan saya disini bulan Juli tahun lalu tak pernah menginjakkan kaki ditempat ini. Sempat ke sini tetapi harus kecewa karena jam operasionalnya sudah selesai alias tutup), swimming pool (dari bulan Juli tahun lalu sampai sekarang baru sekali berenang he..he...), library (bisa dibilang ini tempat yang paling sering saya kunjungi sekedar melarikan diri dari kebosanan selain ke mess hall untuk mengisi perut), driving range (cuman melewati aja kalau pengen ke barbeque party every Friday, boro-boro make lha wong alatnya saja saya gak punya), ATM center (almost every week, emang duit kagak ada matinye ya dan pastinya buat beli pulsa euyyyy.....), koperasi yang menyediakan berbagai macam kebutuhan termasuk pulsa dan yang paling penting adalah snack yang tidak pernah ketinggalan untuk mengisi perut yang semakin lama terasa space nya bertambah. Dan satu lagi adalah tanah lapang di dekat misbar (bioskop terbuka yang sekarang sudah tidak beroperasi lagi, mungkin cuaca di musim penghujan juga kurang ideal untuk nonton pilem ditempat terbuka. Duingin banget apalagi biasanya diputar malam hari. Tapi sayang katanya sudah lama tidak lagi beroperasi. Mungkin karena efek bioskop di kota-kota besar juga pada tutup ya???). Nah, ditanah lapang itu sering jogging sore sekedar untuk membakar kalori yang sudah berkilo-kilo masuk tubuh. Dulu sering punya partner untuk olahraga ini tapi sekarang teman saya ini sudah lulus dari sini dan saya lebih sering sendiri dalam menjalani aktivitas berlari (dan disamping lapangan yang masih rindang dan tempat favorit mangkal para monyet. Mungkin mereka bergosip kali disitu sambil mencari kutu dikulit kepala masing-masing).

Nah lo, banyak sebenarnya tempat yang bisa dikunjungi. Tetapi masih ada satu tempat di hati ini yang masih kosong. And keep searching, what actually I'm looking for??? Jawabannya sudah ada dan pastinya cuman dengan mesin kecil yang bernama hape semuanya bisa sedikit (sedikit sekali) terobati. Beberapa waktu yang lalu kembali terdengar suara yang selama ini telah mengisi semua ruangan dalam hati ini. Dengan semangat menceritakan acara keluarga (kebetulan beberapa waktu yang lalu sedang melaksanakan prosesi lamaran dirumah) dengan berbagai hidangan yang cukup membuatku melayang pengen cepat pulang. "Kenapa selalu nggak ada dirumah ketika ada banyak makanan yang terhidang???". I always thinking about, especially when I saw your favorite food served in front of me. Kalimat itu membuat ku speechless sambil membayangkan semua anggota keluarga berkumpul, bercengkeramah dan makan bersama sambil lesehan. I miss this moment so much. Terakhir saya merasakan momen seperti ini ketika saya menikah. Dan setelah itu hanya berkutat seputar bus, pesawat, boat dan segala keriwehan di kota besar. Atau merasa terisolir di suatu daerah entah berantah..... Bertemu dengan orang asing yang kadang senasib harus tinggal berjauhan dengan sang pujaan hati. Dan pastinya mereka lebih beruntung dari saya dengan jadwal kerjanya yang lebih pendek (masih saja sirik he..he... padahal banyak juga yang jadwalnya lebih panjang dari saya)...

Kadang saya memilih untuk lebih sering berbicara dengan bahasa ibu saya agar lebih merasa homy (atau ini hanya kamuflase dari segala keinginan saya untuk segera pulang). Saya bingung mencari celah untuk bisa mengisi hari-hari saya yang selalu berkutat dengan pekerjaan dan segala keruwetan permasalahan ditempat kerja. Beruntung, saya memiliki tim yang bisa diandalkan setidaknya untuk bisa mandiri dan lebih aware dengan situasi yanng ada.

Belakangan ini situasi kerja sepertinya kurang greget, mungkin hampir semuanya jenuh (yang pasti saya memang jenuh) dan melihat sistem yang ada. I do my best, meski masih saja ada celah yang selalu dipertanyakan (even it's a small thing). Memang dibidang pelayanan semuanya harus terlihat sempurna ya???? Lalu apa bedanya saya dengan para pelakon-pelakon itu??? Semuanya terlihat sempurna sampai figur sempurna itu ambruk dan terlihat lah semua keasliannya.... Narkoba, free sex atau hamil di luar nikah yang selalu disajikan "menggigit" dan terkesan nyinyir di televisi....

Saya rindu untuk bisa jadi diri sendiri, mengkesperesikan semuanya tanpa harus ada yang diselundupkan dan ditekan..... Senyuman palsu sambil menahan jengkel terhadap seseorang yang memang tidak pantas mendapatkan senyuman. Kenapa orang-orang ini tidak berpikir bahwa mereka belum mendapatkan service seperti ini ditempat asal mereka. Mungkin mereka sudah terbiasa dengan segala macam privilege yang diberikan. Dengan pongah mereka bercerita bahwa mereka sudah terbiasa dengan berbagai macam sandang yang berada dalam jajaran merek-merek terkemuka yang menjadi ciri-ciri hedonisme. Sepertinya malu kalau ada yang tahu kalau mereka bukan termasuk dalam kategori A list. Tangan mereka tidak pernah terlepas dari berbagai macam hape keluaran terbaru... Hmmmm...hebat banget ya??? Hanya beberapa waktu ada diiklan televisi dan dalam hitungan detik barang tersebut sudah ada digenggaman.... Itulah berkah tehnologi.

Tapi tidak semuanya seperti itu, banyak juga yang hidup down to earth dengan segala kesederhanaan. Tidak mencolok seperti para A lister. Mereka lebih mencari ketenangan batin yups peaceful of mind....

Saya terjepit ditengah-tengah mereka. Dan masih bingung harus kemana. Mengikuti A lister pasti bakal terengah-engah dan tertinggal jauh dibelakang. Mencari ketenangan batin dengan mencoba setapak demi setapak berjalan... Progress yang lambat memang untuk bisa mencapai peaceful of mind seperti mereka... Semoga level itu bisa dicapai tanpa harus putus ditengah jalan... Atau mungkin karena saya terlalu pusing dengan segala macam kepentingan yang harus di cari prioritasnya.... Seandainya my back up sitting beside me. And always lift me up when I feel so much down... Hanya hape jadul yang terus menemani saya agar bisa mendapatkan dukungan moril dari yang jauh disana...

Ketika jalan pulang sudah terbentang, kadang saya berpikir kenapa saya nggak bisa mempersingkat perjalanan ini??? Walaupun nun jauh dibawah sana kampung halaman berada. I still have to passing through than back to the same point on the next day... Kenapa semuanya harus dipersulit ya???? Ingin rasanya saya berteriak kepada sang pilot agar saya bisa turun ditempat tersebut (keinginan konyol dan pasti akan ditertawakan oleh penumpang yang lain. Atau malah dianggap sinting).

Selasa, Februari 09, 2010

This is it....

Hari-hari disini membuat saya tidak sempat untuk menghitung detik-detik yang berlalu, sepertinya semua berlalu begitu cepat. Terlalu banyak kejadian yang terlampaui dan terlalu banyak cerita yang belum sempat untuk diceritakan. Tetapi satu hal yang terpikirkan sampai sekarang bahwa menjadi diri sendiri itu tidak mudah. Hanya karena embel-embel kata "senior" kok semuanya jadi terasa tidak mudah untuk dijalani. Sepertinya semuanya harus terlihat sempurna tanpa tahu what's actually happen deep inside my heart. Honestly, I feel so tired being observed.... Saya ingin menjadi seseorang yang biasa saja or even less ordinary... Saya tidak mau menginspirasi siapapun, karena harapan mereka yang terlalu tinggi membuat saya tidak saya bisa menjadi diri sendiri.

Apa manusia tidak boleh memiliki kekurangan??? I feel tired to be criticize... Atau ini memang karma yang harus diterima ya??? Saya memang berusaha untuk tidak mengkritik seseorang hanya memberitahu apa yang seharusnya mereka kerjakan. Tapi kadang masih harus bertemu dengan orang-orang yang outspoken dan tidak mengerti aturan memberikan masukan yang baik itu seperti apa. Saya jadi takut terpengaruh dan menjadi orang yang tidak berperasaan. Meskipun saya juga harus tegas dengan orang-orang yang bekerja sekenanya tanpa memperdulikan apakah hasil kerja mereka beres atau tidak.

Kamis, Februari 04, 2010

Dimana sabarku???

Belum genap seminggu kok rasanya waktu berjalan lambat, ditambah lagi dengan berbagai permasalahan yang membuat hari-hari terasa ruwet dan bikin tambah panas perasaan. Atau mungkin hanya perasaan saya saja yang menambah berat beban perasaan yang sudah ada. Jadi nggak nyaman deh berhubungan dengan orang lain karena takut nggak bisa ngontrol emosi ujung-ujungnya jadi sengak dan nggak ngenakin buat diajakin ngobrol.

Pengen cepat berlalu nih minggu ini. Biar bisa menghapus segala ketidaknyamanan
yang pernah terjadi. Dimana ya rasa sabar yang selama beberapa waktu yang lalu masih ada dan selalu terjaga??? Rasanya terlalu cepat rasa itu pergi. Semoga saja esok hari bisa lebih baik dan tak ada orang lain yang tersakiti. Tolong kembalikan sabar ku.... Yang selama ini sudah ku jaga....