Sabtu, Januari 17, 2009

Gaya Hidup

Sebenarnya keinginan untuk bisa lebih dibanding orang lain merupakan satu hal yang bisa memotivasi kita bisa bekerja secara optimal. Tetapi jika hal itu hanya menjadi satu indicator untuk bisa menumpuk materi sepertinya menjadi kurang bijaksana. Kadang setiap orang khususnya lelaki, memiliki satu barang yang orang lain tidak punya bisa dijadikan salah satu bentuk kesuksesan. Oke, mungkin ini satu yang wajar tetapi bisa menjadi tidak wajar jika kita sebenarnya tidak begitu membutuhkan barang tersebut hanya bertujuan sebagai prestise saja. Mungkin ini juga dipengaruhi oleh pesatnya informasi baik dari dunia elektronik ataupun media cetak. Sepertinya ada satu stigma yang muncul bahwa kita bakal ketinggalan jaman kalau tidak memiliki barang A, misalnya.

Tetapi biasanya itu tidak bertahan lama, karena pemikiran seseorang bakal berubah suatu saat nanti. Bisa dikatakan bahwa itu hanya trend sesaat saja. Contohnya, jika seorang pria sudah berumah tangga. Seketika itu juga berubah (mungkin ada beberapa orang tetap keukeuh dengan gaya hidup tersebut) karena prioritas bukan hanya kesenangan pribadi tetapi lebih ke arah kebutuhan rumah tangga apalagi jika sudah memiliki buah hati. Yang harus kita ketahui adalah ada beberapa orang yang mengalihkan segala permasalahan yang ada dengan berbelanja secara agresif. Menurut para pelaku ini bisa menyelesaikan segala ketegangan yang ada di pikirannya. Padahal secara nalar penyebab masalah belum terselesaikan. Memang setiap individu memiliki cara yang unik dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang menimpa dirinya. Alangkah lebih bijak jika kita memilih jalan penyelesaian masalah yang konstruktif.

Pernah satu waktu saya bertemu dengan teman yang sedang menjelaskan gadget terbarunya yang bagus banget. Tetapi setelah saya lihat sebenarnya dia memiliki gadget yang sama hanya seri nya saja yang berbeda. Apakah kita harus memiliki setiap seri gadget keluaran terbaru agar bisa dianggap GAUL dan nggak GAPTEK. Mungkin ini saatnya kita menyalahkan gencarnya promosi yang ada di media bahwa gadget adalah bagian dari gaya hidup, gaya hidup seperti apa? Apakah kita harus terseok-seok mengikuti gaya hidup orang lain dengan segala cara agar kita bisa diterima di lingkungan mereka? Padahal masih banyak kebutuhan primer yang harus kita penuhi. Jangan sampai ada penyesalan yang kita rasakan setelah kita membeli sesuatu. Jadi kita harus cerdas dalam menggunakan setiap sen uang kita, apalagi di jaman yang (masih) susah dengan ketidakstabilan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.

Tidak ada komentar: