Selasa, Juli 19, 2011

Battle

Yang namanya berumah tangga pasti pernah atau tidak lepas dari yang namanya konflik. Menyatukan dua kepala memang tidak mudah atau bisa dibilang menyamakan visi dan misi untuk bisa selaras mewujudkan cita-cita dalam berumah tangga. Disaat kita harus berjibaku dengan perbedaan cara pandang serta tuntutan dari pekerjaan yang mengharuskan kita untuk sejenak mengesampingkan permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga. Jujur, secara teori mudah untuk diucapkan. Tetapi secara tindakan nyata itu hal yang sangat berat. Apalagi jika kita bergerak dibidang pelayanan yang terkadang (kalau pas sedang sial) bertemu dengan klien yang menjengkelkan dan susah untuk diajak berkompromi walaupun kita sudah menjelaskan panjang lebar (bahkan sampai mulut kita berbusa he..he... Terkesan lebay). Secara profesional ini menjadi satu kewajiban buat para suami (atau istri yang juga bekerja) untuk bisa menyikapi permasalahan sesuai dengan proporsinya. Jujur, kalau saya sendiri masih harus merasakan cenat-cenut dikepala untuk bisa fokus kembali ke pekerjaan ketika ada permasalahan dirumah. Saya mencoba untuk bermain peran saja (mengakomodir profesionalisme) ketika saya bekerja dan menggunakan seragam coklat (seragam saya saat ini, walaupun lebih sering memakai seragam merah juga) maka kewajiban saya adalah memberikan pelayanan yang semaksimal yang saya bisa sesuai dengan job deskripsi. Nah, setelah saya melepaskan pakaian tersebut saya kembali fokus untuk mencari penyelesaian dari masalah domestik yang ada.

Wajar sebagai manusia kadang kita kesulitan dalam membedakan mana area kerja dan mana area domestik. Disinilah kita perlu membuat garis tegas sebagai pembatas agar kita bertindak secara proporsional dan profesional. Sulit bukan berarti tidak mungkin atau tidak bisa dilakukan bukan???

Tidak ada komentar: