Sabtu, Januari 17, 2009

Ekspresi


Wajah-wajah itu tampak tegang ketika melihat pengumuman yang terpampang di depan kantor pemerintahan. Berdesakan untuk bisa meringsek masuk mendekat ke papan pengumuman. Tampak sekali H2C dari wajah mereka. Berbagai rona ekspresi wajah tergambar dari sekumpulan orang tersebut. Ada yang tersenyum karena nama mereka ada di daftar pengumuman, ada yang rona kecewa walaupun mereka mencoba untuk menyembunyikannya. Semua ekspresi bercampur dalam kumpulan orang-orang yang memang mengharapkan suatu pekerjaan yang layak. Tampak seorang perempuan mencoba menenangkan sahabatnya (mungkin?) yang sedih. Lamat-lamat aku dengar, “Don’t be sad, there will be a lot of opportunity out side. One will be for you.” Aku jadi merasa mendapatkan dorongan semangat walaupun kata-kata itu bukan untukku. Itu gunanya sahabat yang selalu ada untuk kita. Tiba-tiba saja teringat nama-nama sahabat yang selama ini jarang banget ku dengar kabarnya. Mungkin ini saat yang tepat untuk menjalin kembali komunikasi yang selama ini terputus. Terima kasih telah memberikan “sentilan” yang “sakit” di pagi hari.

Kegagalan memang tidak selalu menyenangkan untuk dihadapi. Apalagi ketika kita menginginkan sesuatu ternyata sesuatu itu bukan untuk kita. Sedih, udah pasti. Bagaimanapun kegagalan merupakan pelajaran yang tidak menyenangkan untuk dihadapi. Tetapi tetap harus dihadapi. Toch, tidak semua yang kita inginkan bisa kita miliki. Mungkin kita belum mengerti sepenuhnya bahwa yang kita inginkan itu tidak cocok untuk kita. Kalaupun dipaksakan tidak akan membawa kemaslahatan. Mungkin nanti kita baru mengerti dan ngeh kenapa hal ini tidak bisa kita dapatkan.

Perlu proses yang tidak singkat untuk bisa mengerti kenapa Tuhan tidak memberikan kita apa yang kita inginkan. Dan dalam proses pencaria jawaban tersebut akan banyak hal yang bisa kita raih. Terpuruk, kecewa itu wajar jika sesuatu yang kita inginkan tidak bisa kita dapatkan. Tetapi jangan terlalu lama untuk meratapi kegagalan yang telah menimpa kita. Ada waktunya untuk kembali bangkit dan menyusun strategi lain agar tujuan yang lain bisa tercapai. Saya jadi ingat kata-kata yang pernah say abaca dari Helen Keller; when one door of happiness closes, another opens, but often we look so long at the closed door that we do not see the one which has opened for us. Nah, sekarang sudah saatnya untuk bangkit dan bersiap untuk melangkah ke target selanjutnya. Sudah harus seharusnya kita menyadari untuk tidak terpekur terlalu lama memikirkan sesuatu yang memang bukan untuk kita. Terima kasih Tuhan untuk pelajaran yang sangat berharga dalam setiap kehidupan dari semua rasa senang, kecewa, marah dan ketidaknyamanan. Ini yang harus kita lalui untuk menjadi sosok yang lebih matang ke depannya.

Tidak ada komentar: