Rabu, Oktober 15, 2008

GRATIS


Pasti setuju kalau semua yang serba gratis itu asyik. Logikanya, siapa yang tidak mau mendapatkan sesuatu dengan tidak membayar sepeser pun. Dan hal ini sudah menjadi kebiasaan dari (hampir) semua orang. Secara kasar seperti ini, ngapain beli obat yang bisa kita minta dengan gratis. Tetapi buat kita yang “mengerti” kita akan berpikir sekian kali untuk meminta obat yang tidak kita butuhkan. Eiitss, jangan salah. Saya pernah menemui seseorang yang memiliki jadwal untuk berkunjung dan meminta obat pastinya. Bahkan polanya sudah bisa terbaca, kalau seminggu saja tidak datang itu aneh. Yang mencengangkan adalah seminggu bisa dua kali untuk meminta obat dengan keluhan yang berbeda. Sempat paranoid juga, jangan-jangan dia minta untuk persediaan dirumah atau yang lebih parah dijual kembali. Masih ingat kan dengan kasus jual beli obat yang sempat di ekspose di berita?

Pernah kejadian, karena saya sudah jengkel. Saya minta dia untuk tidak banyak memasukkan obat ke dalam tubuhnya dengan penjelasan yang ada. Tetapi yang terjadi dia malah marah. Kalau sudah seperti ini sepertinya berbagai macam alasan sudah tidak bisa mempengaruhi orang itu. Ini tipikal “orang kita” yang sering banget dijumpai dilapangan. Padahal kalau lagi di rumah tidak ada yang mau mengkonsumsi obat yang notabene mereka harus merogoh kocok mereka sendiri dan pastinya mahal. Sikap manja seperti ini yang kadang bikin gusar. Kadang saya juga menyadari, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan mudah untuk mengerti begitu pula sebaliknya. Hal ini membuat saya berpikir, kenapa susah sangat untuk memberikan pengertian kepada mereka? Toh ini juga untuk kebaikan mereka juga. Jadi ngerasa ngadepin anak-anak yang masih kecil.

Ini juga menandakan bahwa keengganan mereka untuk berbagi dengan yang lain. Bayangkan saja kalau hanya pegel sedikit aja yang bisa hilang dengan istirahat tetapi mereka lebih nyaman dengan mengkonsumsi obat-obatan yang sebenarnya kurang dibutuhkan tubuh. Mungkin obat yang dia minta bisa diberikan ke orang lain yang benar-benar membutuhkan. Sebagai record yang sering diminta adalah obat gosok (apapun mereknya) pasti cepat banget sold out. Kemudian yang ke dua adalah multivitamin, makanya stock obat-obat seperti ini sudah disiapkan sejak awal. Yang bikin saya heran adalah obat gosok yang satu tube ukuran kecil bisa habis dalam waktu tiga hari. Dan pastinya mereka bakal datang untuk meminta lagi. Oh my God, please dong ah… setidaknya nggak perlu lah setiap hari untuk meggosokkan obat tersebut ke badan kalau memang tidak sakit bener. Jadi kayak sabun aja yang dipakai mandi dua kali sehari. Malah sabun aja udah kalah karena frekuensi penggunaannya lebih tinggi obat gosok.

Padahal semua yang gratis, belum tentu baik buat kita. Tetapi hal ini sudah tidak dihiraukan oleh sebagian orang. Sepertinya, iming-iming gratis alias free sudah cukup membuat mereka terbutakan. Sempat juga terlontar dari partner saya sendiri yang bilang, “Memang susah deal dengan orang yang bekerja pakai otot”. Mungkin ada benernya sih apa yang dikatakan partner saya itu. Tapi bukan berarti kita jadi terpengaruh untuk memakai otot juga kan???

Tidak ada komentar: