Jumat, Oktober 02, 2009

Never feel enough

Kemarin pagi nampak kerumunan orang, bukan karena demo melainkan mereka sedang mengantri untuk mendaftar menjadi pegawai pemerintah. Jumlah yang tidak sedikit ditengah guyuran hujan di pagi hari, ratusan mungkin ribuan para pelamar yang mencoba keberuntungan. Bukan hanya orang biasa-biasa saja yang mengantri tetapi banyak orang yang "berpunya" juga ikut mengadu keberuntungan. Nampak dari mobil-mobil yang diparkir dan handphone keluaran terkini yang ada digenggaman. Ternyata, menjadi seorang pegawai pemerintah masih merupakan impian untuk banyak orang. Miris, melihat dilain sisi mereka yang sudah menjadi pegawai pemerintah mengeluh tentang fasilitas yang ada. Harusnya mereka bersyukur dengan apa yang dimiliki, tanpa harus mengantri untuk sekedar daftar dan kemudian tes (yang belum tentu bisa dinyatakan lulus). Semoga saja ini hanya sekedar keluh kesah tanpa ada rembetan peristiwa yang lain.

Sedih, melihat mereka yang bekerja ogah-ogahan dengan alasan income yang tidak cukup. Pegawai pemerintah adalah pelayan masyarakat, bukannya malah masyarakat yang harus melayani mereka. Sedih banget, melihat saudara-saudara yang bermodalkan JAMKESMAS diperlakukan semena-mena. Jujur, saya tidak terima. Mereka bukannya tidak membayar tetapi mereka mendapatkan fasilitas tersebut dari pajak yang sudah kita bayarkan. Bukannya dari awal kita sudah ditekankan bahwa manusia itu sama dihadapan Nya.

Sedari awal memang niat harus diluruskan, ketika kita sudah memutuskan bahwa setiap pilihan sudah pasti memiliki konsekuensi. Kalau baru saat ini kita komplain, lha yang kemarin kemana aja?? Apakah benar gaji tidak cukup??? Atau hanya kita aja yang "kurang pintar" mengatur keuangan. Bisa membayar biaya sekolah anak, operasional hidup sehari-hari atau bahkan bisa membayar cicilan rumah atau pun kendaraan itu sudah merupakan suatu berkah. Banyak sekali orang-orang yang tidak seberuntung kita. Memang deskripsi "cukup" tidak sama untuk setiap orang. Tapi tolong jangan hanya melihat keatas agar langkah kaki kita masih bisa berpijak di bumi Nya. Bapak saya juga bekerja sebagai pelayan masyarakat, alhamdulillah masih bisa mengirimkan ketiga anaknya untuk mengenyam pendidikan dibangku kuliah. Rejeki sudah ada yang mengatur, selama kita termasuk dalam hamba-hamba Nya yang bersyukur insya Allah rejeki datang dari arah-arah yang tidak terduga.

Anda-anda beruntung telah terpilih untuk menjadi pegawai pemerintah. Dan semoga saja bisa terbuka hatinya untuk terus menjadi pelayan masyarakat. Kalau memang berorientasi dengan income yang lebih, mungkin lebih baik dari sekarang anda melangkah ke pintu lain yang bisa memberikan anda income yang lebih dari sekedar seorang "pelayan". Untuk teman-teman yang sedang berjuang untuk menjadi "pelayan" semoga dengan segala macam struggling moment bisa menjadi lebih bisa menghargai apa yang telah diraih. Dan bisa memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Jangan pernah lupakan perjalanan panjang dan melelahkan untuk bisa meraih itu.

2 komentar:

Baharuddin_dj mengatakan...

Artikel yang bagus Mas Farid...
Salam kenal...
Keep spirit...

Blognya Farid mengatakan...

Makasi udah mampir