Sabtu, Maret 28, 2009

Kagak ada kapoknya.....

SINGAPURA,KOMPAS.com-Penyiksaan kembali dialami oleh tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Susilawati Kusnata, pembantu rumah tangga asal Indonesia disiksa oleh majikan wanita dan anak perempuannya. Akibatnya, Loke Phooi Ling (38) dan Teng Chen Lian (67) diadili atas dakwaan penganiayaan yang menyebabkan luka-luka pada Susilawati.

Di persidangan, Loke mengaku menjambak rambut WNI tersebut dan membenturkan kepalanya ke dinding. Wanita asal Malaysia itu juga pernah meninju mata kiri Susilawati, menginjak kakinya dan menggunakan alat-alat rumah tangga untuk memukul wanita Indonesia berumur 23 tahun itu.

Seperti dilansir media Singapura, Straits Times, Jumat (27/3), kasus itu terungkap setelah Susilawati berhasil kabur dari rumah majikannya, setelah memanjat jendela dapur, pada 5 Juli 2007. Ia kemudian membuat tangga dengan kain dari lantai lima flat tersebut ke arah tangga. Setelah itu, pergi ke sebuah masjid. Beberapa orang kemudian membawanya ke KBRI.

Penyiksaan itu terjadi di flat mereka di Pasir Ris, Singapura antara Maret dan Juli 2007 lalu. Teng kepada hakim mengaku bersalah telah menampar pipi korban dan memukul kepalanya. Wanita asal Malaysia itu juga mengaku pernah mendorong tubuh TKI tersebut hingga terjatuh.

Di pengadilan terungkap bahwa dari akhir Maret hingga 4 Juli 2007, korban berulang kali mengalami penyiksaan fisik oleh Loke, Teng dan anggota keluarga lainnya. Penyiksaan juga dilakukan suami Loke, Stanley Kuah Kian Chong (38), seorang eksekutif bank Malaysia di negara itu.

Korban tidak mendapatkan tidur dan makanan yang cukup. Bahkan, berat badan Susilawati sampai menyusut 13 kilogram selama 4 bulan, sejak ia bekerja pada keluarga tersebut. Hakim Singapura menegaskan, majikan TKI itu bersalah dan menolak jaminan agar mereka dibebaskan. Hakim yang menyidangkan kasus ini mengatakan, mereka akan ditahan di penjara distrik Jill Tan.(yan)

Sumber : www.internasional.kompas.com/read/xml/2009/03/28/07265128/ibu.dan.anak.penyiksa.prt.diadili.di.singapura

Note :

Sepertinya warga "tetangga" nggak dinegaranya sendiri atau di negara orang teuteup aja mentalnya "penjajah". Bisa dibilang nggak ada kapok-kapoknya dengan hukuman yang telah dijatuhkan. Apa iya kalau pembantu tidak bisa apa-apa perlu dianiaya secara fisik??? Mungkin banyak yang darah tinggi kali ya disana. Kita tunggu aja kapan stroke - nya....


Tidak ada komentar: