Senin, Juli 30, 2012

Ramadhan

Alhamdulillah, sudah 10 hari menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan tahun ini. Bisa dibilang ini adalah Ramadhan ke dua saya selama bekerja di perusahaan yang sekarang. Untuk saya yang terbiasa bekerja jauh alias di remote site menjalankan shaum jauh dari keluarga adalah hal yang biasa. Tetapi pada saat itu saya berada di camp atau lebih tepatnya berada ditempat yang semuanya terjamin. Bingung? Begini maksud saya untuk masalah makanan ada yang masakin kita tinggal makan saja. Bebebah kamar dan mencuci baju juga ada personil khususnya.

Nah trus bedanya apa dong dengan yang sekarang? Beda banget. Mengingat tempat kerja saya berada ditengah kota. Dan saya berada diperumahan (yang sengaja disewa oleh perusahaan) untuk akomodasi saya dan teman-teman selama bekerja. Pembantu rumah ada alias disediakan. Hanya saja si emak (inilah sebutan kami) ini hanya bebenah ruman, mencuci dan setrika. Untuk urusan masak saya dan teman-teman harus berusaha sendiri untuk mendapatkannya. Entah itu masak (buat yang jago masak) atau beli (nah ini opsi yang tepat buat saya). Tahu sendiri kan ribetnya mencari menu makan pada saat sahur? Sedangkan kalau dipikir saja pada saat ngga di bulan Ramadhan aja udah ribet (atau lebih tepatnya MALAS he..he...). Rasanya harus keluar pada saat jam 3 dini hari itu bukan satu hal yang "nyaman" untuk dilakukan. 

Walhasil, saya lebih sering makan sahur seadanya. Entah itu roti, telur atau malah mie instant langsung aja dilahap. Hal ini berbeda banget dengan ketika saya berada dirumah. Sahur biasanya bangunin istri buat masak. Jadi semuanya bisa dibilang lebij well organize. Berbuka pun bisa lebih nyaman ketika berada dirumah. Saya bisa request takjil kesukaan saya pada saat berbuka. Ini merupakan kenikmatan tersendiri buat saya yang terbiasa bekerja jauh dari keluarga. Syukurlah, selama bulan Ramadhan ini istri bisa pulang jam 12 siang. Jadi masih ada waktu untuk mempersiapkan hidangan buka puasa. Sedangkan tugas saya adalah mengajak bermain si kecil agar tidak mengganggu kesibukan istri dalam memasak. Bisa dibilang ngabuburit saya adalah mengajak main Hafidz anak semata wayang kami. Ketika mendekati waktu berbuka, saya dan si kecil pulang untuk menikmati makan bersama.

Kalau sudah ngomongin yang seperti ini saya jadi pengen cepat pulang euyyy.... 

Sabtu, Juli 28, 2012

Tetap Semangat Anakku

Semalam sempat pulang ke rumah karena ada hal penting yang harus dilakukan. Walhasil, saya harus berangkat sore dari sini. Thank banget buat partner yang mau menggantikan shift lebih awal. Dengan berbagai macam seni perjalanan, mulai dari menunggu bis yang gak berangkat-berangkat sampai salah naik bis. Dan alhamdulillah nyampe rumah jam sembilan malam. Jagoan saya sudah tertidur dengan pulas. Saya hanya bisa membelai dan membisikkan doa agar dia selalu sehat serta menjadi anak yang cerdas. Amin amin ya robbal alamin. 


Alhamdulillah (lagi) semua urusan dirumah akhirnya bisa terselesaikan dengan lancar. Meski badan capek semua bisa bertemu anak dan istri memiliki kepuasan tersendiri. Melihat si kecil tersenyum dalam tidurnya memberikan ketenangan buat sang Ayah yang memang tidak bisa sewaktu-waktu berinteraksi dengannya. Karena memang belum saatnya off day maka saya pun harus kembali ke tempat kerja secepatnya. Dan setelah sahur, tepatnya jam tiga dini hari saya pun diantar adik ke terminal bis untuk segera memulai perjalanan kembali ke tempat kerja. Jujur, pagi itu udara di Lumajang dingin sekali. Bahkan, jaket tebal saya masih tertembus udara dingin tersebut.


Sebelum berangkat Hafidz sempat bangun, jadilah saya berkesempatan mendengarkan sedikit cerita darinya serta berpamitan untuk kembali bekerja. Dia tidak menangis, hanya memandang Bapaknya pergi sambil memeluk kaki Ibunya. Sebenarnya saya tidak tega untuk meninggalkanmu nak. Tetapi demi masa depan kita semua, Ayah tetap harus berangkat. Bundanya sempat mengabarkan via telepon bahwa si kecil memang tidak menangis ketika melepas Ayahnya pergi bekerja. Tetapi sang Bunda menangkap ada bulir air mata mengalir dari kedua matanya yang bening. Jleb! Serasa ada sesuatu yang menembus hati saya mendengar cerita sang Bunda. 


Sekarang Hafidz dalam kondisi kurang sehat, sedari pagi belum mau makan. Bahkan untuk minum susu dia juga kjurang bernafsu. Ayah kirim doa buat mu nak agar tetap pulih dan tetap tegar untu menjalani proses yang (mungkin) kurang menyenangkan ini. Cepat sembuh Nak... Cium buat mu dari jauh.....

Senin, Juli 09, 2012

Puzzle

Dalam dunia kerja tantangan terbesar buat saya adalah ketika kehadiran kita tidak dianggap oleh orang lain. Dan berpikir bahwa peran saya tidak sangat berarti dalam sebuah proses untuk pencapaian sesuatu. Meski saya berpikir bahwa niat saya memang untuk bekerja, mengamalkan ilmu yang saya dapat. Kalaupun ada rewards atau compliment buat saya itulah bonus. Tetapi kadang terpikir juga oleh saya ketika apa yang telah saya kerjakan "tidak memberikan arti" untuk orang yang lain.

Saya mengerti mungkin mereka belum pernah mengalami sesuatu hal yang memerlukan keahlian saya. Disaat hal itu terjadi, mungkin (saya katakan lagi) mungkin mereka berpikir bahwa I am here for a reason. Oke, ibarat puzzle walaupun kita merupakan bagian terkecil dari puzzle tersebut kita juga memberikan kontribusi melengkapi gambar yang terbentuk dalam puzzle tersebut. Dan ketika small piece itu hilang, berarti gambar di puzzle itu tidak dapat terbentuk sempurna. Dan juga tidak indah. 

Ketika posisi seseorang "hanya" menjadi supporting rule, memang sudah menjadi resiko kalau kadang (atau malah sering ya?) keberadaan kita tidak dianggap. Tapi tidak semua orang kok berpikiran seperti itu. Masih banyak orang-orang yang mengerti dan giving their respect kepada saya dan team. Buat saya itu sudah cukup untuk terus berusaha bahwa I am here for reason. Some day, they will understand that I am a part of the team.... Entahlah kapan? Tapi yang jelas saya tidak akan menyerah untuk bisa memberikan yang terbaik yang saya bisa. Bukan untuk mereka tetapi untuk diri saya pribadi.

Sabtu, Juli 07, 2012

Move On

Allah SWT pasti punya jalan buat setiap hamba Nya. Kenapa saya berkata demikian, karena ini juga berkaitan dengan jalan hidup saya. Pada saat saya belajar di sekolah ataupun dikuliahan saya paling ngga suka dengan segala kasus emergency, makanya saya selalu saja stress jika berada atau ditugaskan di ER (Emergency Room). Ketika bekerja di ER harus siap dengan segala "kejutan-kejutan" yang akan disajikannya kepada saya. Jadi kita tidak akan pernah tahu kasus-kasus yang akan kita hadapi. Beda banget ketika kita berada diruangan rawat inap, kasus yang kita hadapi ya bisa kita tebak. Pada saat kita "operan" dinas ya itu yang akan kita hadapi sampai akhir dinas kita selesai. Nah, hal ini sama dengan kehidupan kita.

Siapa yang bisa memprediksi tentang proses kehidupan kita. Semuanya penuh misteri. Nah, kenapa saya bilang Allah SWT sangat baik? Karena Dia tidak membiarkan hamba Nya (baca saya) untuk terkungkung dengan segala ketakutan saya dalam jidup ini, salah satunya ya tentang bertugas di ER itu. Karena saya sekarang ER sudah menjadi spesialis saya dalam berkarir. Salah satu "ketidaknyamanan" saya juga adalah terbang (dalam arti sesungguhnya), entahlah buat saya terbang juga merupakan bentuk dari ketidakpastian. Kenapa? Beda banget kan dengan naik mobil yang bisa kita pastikan menempel pada jalan, begitu juga dengan naik kapal yang selalu diatas air. Nah, kalau kita naik pesawat kita ada di awang-awang dan tidak menempel pada apapun. Sekali lagi Allah SWT menunjukkan kebaikan Nya kepada saya. Hampir enam tahun saya selalu terbang ke tempat penugasan saya. Allah SWT tidak pernah membiarkan hamba Nya berada dalam ketakutan dan memberikan kesempatan buat kita untuk "bersentuhan" dengan ketakutan kita tersebut. Agar kita bisa mencerna dan berpikir bahwa ketakutan itu tidak mengontrol kehidupan kita, sebaliknya kitalah yang harus memberikan kontrol terhadap perasaan takut tersebut. Kebayang kalau Allah SWT tidak memberikan kesempatan untuk saya "bersentuhan" dengan perasaan takut tersebut. Saya tidak akan "move on" dan selalu terkungkung oleh ketakutan tersebut. Ketidakpastian dalam hidup merupakan seni, seni dimana kita bisa memanage kehidupan kita agar nanti bisa bermuara ditempat yang kita inginkan. Jangan takut lagi terhadap ketidakpastian karena ketidakpastian ini membuat kita lebih mawas diri dalam menjalani hidup. Ayo sudah saatnya kita untuk "move on" :)